JAYADI, cerita tg seorg teman
Baiklah, aku perkenalkan seorang teman yang pernah agak istimewa. Perihal kenapa….hanya sedikit istimewa, lihatlah penuturanku berikut.
Aku mengenalnya awal2x th 2005. Hingga ketika aku BT bgt, aku pun ke sana. Tragedi dalam hidupku itu…memang membawaku smape ke sana. Tragedi…kenapa aku mengatakan demikian..karena itulah kukira masalah bertumpuk-tumpuk yang paling berat kurasakan dalam hidupku. Maka kuingin pencerahan dan menerabas kebuntuan itu.
Yup, benar, aku mendapatkan semangat hidupku kembali. Tapi, dari situlah aku jatuh ke laki-laki itu. Entah sengaja ato tidak, aku seperti menjadi selingkuhan dia. Tiba2x aku seperti berada pada posisi itu, orang lain pasti akan mengatakan demikian meski aku menolak anggapan itu. Akulebih tau apa yang aku mau.
Dari awal, aku pun menginginkan ia sebagai teman biasa. Aku ingin mengenal dia apa adanya, berikut orang-orang yang ada di sekitarnya. Pacar dia, keluarga dia, dsb. Biasa2x saja. Tapi, aku terproteksi untuk itu!
Akhirnya, aku pun mengetahui selingkuhan dia maupun istrinya. Hach! Biasa saja, karena akumerasa tak punya nafsu untuk macari dia ato memiliki dia. Akhirnya, semakin ke sini, aku semakin tau siapa dia. Bla-bla-bla. Maaf, aku tak bisa lebih jauh menjaga persahabatan jika engkau mendasarkan diri pada niat tidak baik. Sekali-dua kali difitnah, it’s OK tapi jika kau pun tak berubah, maafkan saya, I can not.
We are not equal in our friendship, I told U. selama ini aku dieem( tak ingin berkeberatan) aja untuk kau suruh2x dateng, tapi kapan kau punya niat untuk mengenalku dan datang menemuiku? Sesekali kupancing kau untuk “keluar kandang” tapi apa pernah bisa? Aku hanya ingin kau melakukan sesuatu atas kesadaran dan kerelaanmu. Aku gak mau menuntut yang banyak2x, kan?
Oiya, aku sempat buka catatan tentangmu, yang aku buat menjelang datangnya tahun 2006, I read: “Jayadi, anak Tawangmangu, yang meski aku tau bahwa kamu “solopok”, tapi kita tetap bisa berteman baik. Kamupasti bersesia membantukujika kamu mampu. Semoga kita tetap bisa bekerjasama dalam kebaikan yach!” Yup…begitulah kata-kata yang aku buat waktu itu.
Niatku di awal….tentang pengen naik gunung bareng, pengen foto kopi buletinmu, liat-liat ular….itu hanya suatu harapan yang tersimpan…..dibuka kapan2xnya gak tau mo kapan sehingga lum kesampaian. Setelah jadi seperti ini, apa masih bisa, ya?
Kukatakan secara terbuka, aku males dan tak ingin ada pamrih yang aneh2x dalam sebuah pertemanan atopun persahabatan. Males dg kebohongan2x. I just want T-U-L-U-S, honest. Tapi, setulus2x seseorang, setulus2x gw, akhirnya gw butuh yang namanya keseimbangan timbal-balik. Gw gak bisa terus memelihara makan hati gw. It’s not necessary to think that U’re great at Maya’s eyes. I want to know U as U are, not as the image that U want to be.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home