mayadefitri

Saturday, April 20, 2019

Sayang, aku merindukanmu seperti bunga menunggu layu
Aku mencintaimu seperti hari tak akan ada esok lagi
Aku mengingatmu sebagai bulir padi jatuh dari gerobak
Jika tiba waktunya, 
Aku hanya bisa melihatmu berjalan
Melambai tangan meuju titik yang tak terbaca dalam peta
Dan sekadar menunggu bayangamu hilang dari pandangan
Jika tiba waktunya
Jangan lupa kita pernah bersitatap
Di simpang jalan
Sejenak bersua untuk berpisah

dedicated4HS Bantul, 21042019

Friday, May 27, 2016

sabtu siang ini

sabtu siang ini, arep ngopo kok rasane males. pengene dolan, weleh- welweh....padahal lagi kudu ngebut gawean. penyakit males ki pancen nyebahi. ok, kutinggalkan dulu semuanya.....tak ngrampungke gawean SE 2016 sik.

Saturday, May 14, 2016

LARUNG

Dewa Ruci sebagai saksi
Kutulis namamu di atas pasir
Pesisir pantai selatan

Dalam semalam namamu tersapu
sebagai persembahan untuk Ibu Ratu
Roro Kidul menghendakimu

Duh Gusti,
beri kekuatan untukku saling melupakan
mengubur kebersamaan yang kian melunta
Cukupkanlah kenangan terkibar di tengah laguna

Di tengah gumuk pantai selatan
tersemat pancang penunjuk lintang waluku
saat untuk melarung nafas pengkhianatanmu
Bantul, 14 Mei 2016

Sunday, April 24, 2016

BAPER

seharusnya memang tidak baper. tapi gimana lagi?

Monday, September 01, 2014

alhamdulillah

alhamdulillah...akhirnya bisa masuk kembali. Lagi- lagi, lama sekali tak menulis di sini. Dari 9 juli 2013 hingga kini 2 September 2014. Lama sekali, bukan?
Antara lain, banyak perubahan yang telah terjadi. Mulai dari ketemu orangyang ini dan orang yang itu, bersama- sama kembali di PPS Pendowoharjo, bersama- sama di paguyuban Gentha Haqiqi, lalu di balai desa, hingga kini rutin tolak- balik bantul- prambanan. Banyak cerita telah terlewati, banyak cerita akan dilewati. Selamat menempuh hidup baru, Maya!!

Tuesday, July 09, 2013

LAMA

Lama amat kayaknya gak nulis d sini ya?
Banyak yang telah berubah. Terlalu banyak yang berubah, mungkin karena memang hal yang selalu ada adalah perubahan itu sendiri kan ya?
Harapan, cita- cita dan ambisi. Itu yang akan melecut seseorang untuk bergerak, melangkah dan berpindah.
Melompat lebih tinggi, lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
Lihatlah apa saja di sekeliling yang selalu berubah, maka kamu akan tahu seberapa banyak kamu telah berubah. Introspeksi.

Sunday, June 30, 2013

MENGIKIS EGOISME PERIHAL SAMPAH

Barang paling dekat dengan manusia adalah sampah, karena sampah adalah sesuatu yang selalu dihasilkan manusia setiap hari. Sampah tidak ada gunanya lagi, kotor dan menjijikkan. Maka ketika ingin bersih, dengan segala cara sampah dilenyapkan dari pandangan mata. Dibawa jauh dari rumah, dibuang ke sungai, dikubur atau dibakar agar lenyap. Ini adalah salah satu faktor yang membuat orang membuang sampah sembarangan.

Demikian diungkapkan oleh Antoni Hutagaol, ST, Kabid Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup dan Konservasi Sumber Daya Alam dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Bantul, baru- baru ini (27/6) di Gedung Manggolo Manis Desa Pendowoharjo.

Masyarakat tahu bahwa membuang sampah sembarangan itu tidak baik, tetapi tetap saja melakukan. Masyarakat tahu bahwa membuang sampah di sungai itu bisa menyebabkan aliran sungai mampet dan terjadi banjir, tapi tetap saja membuang sampah ke sungai. Masyarakat tahu bahwa sampah organik bisa jadi kompos, tetapi enggan membuat kompos. Masyarakat tahu kalau sampah sebaiknya dipilah, tetapi malas memilah sampah. Masyarakat tahu bahwa banyaknya tumpukan sampah akan menyumbang adanya global warming, tetapi tetap saja masyarakat enggan untuk peduli. Lalu pertanyaannya, kenapa hal ini terjadi?

Karena belum adanya komitmen, menganggap sesuatu yang biasa, serta sikap egois manusia, lanjut Antoni panjang lebar dalam Penyuluhan Pengelolaan Sampah tersebut. Banyak tanggapan yang disampaikan oleh peserta, mulai dari sering terlambatnya petugas pengangkut sampah, pentingnya ketegasan pemerintah, perlunya pelatihan pengelolaan sampah, hingga keinginan untuk memperoleh sarana dan prasarana pengelolaan sampah.

Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Pengembangan Kapasitas dari BLH Kabupaten Bantul juga mengingatkan bahwa bahwa Adipura merupakan program pemerintah dalam memberikan penghargaan terhadap daerah- daerah yang mampu menata lingkungan, termasuk di dalamnya pengelolaan sampah. Penilaian untuk mendapatkan Adipura biasanya dilakukan secara sidak/inspeksi mendadak. Oleh karenanya, Sri Rahayu mengingatkan agar segenap masyarakat mempersiapkannya. Bukan sekadar untuk mendapatkan penghargaan, karena yang akan mendapatkan manfaat dari pengelolaan lingkungan adalah masyarakat itu sendiri.

Khusus mengenai sampah, Sri Rahayu memaparkan banyak cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk memberikan kontribusinya dalam pengelolaan sampah. Kepedulian ini harus terus ditumbuhkan dengan mengikis egoisme manusia perihal sampah. Pengelolaan sampah dimulai dari diri sendiri di lingkungan terkecil. Selanjutnya, masyarakat dapat masuk dalam jejaring sampah/ jaringan pengelolaan sampah. Dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti ini, BLH berharap, perubahan paradigma mengenai sampah, perbaikan manajemen pengelolaan sampah, serta penerapan teknologi pengelolaan sampah akan tercapai dan membawa kemanfaatan bagi semua pihak. ### (tulisan ini diunggah sebagai iseng2 bermanfaat, dari kegiatan penyuluhan BLH di kelurahan)