JATUH CIBNTA KI APA SIE….
Aku masih ingat waktu2x kemaren aku demikian merasa damai tanpa mikir sesuatu yang berbau laki-laki. Kayaknya, seperti hidup untuk diri sendiri, bener2x merdeka, tak perlu ribet dengan perasaan dan ikatan2x emosional dengan seseorang. Hanya terpikir untuk melakukan apa yang jadi orientasi pribadi doang.
Yup, betapa bedanya antara steril dan terkontaminasi atas “penyakit” cinta. Eh…kok aku mulai terkontaminasi “virus merah jambu” ini lagi (mungkin karena kemaren lupa gak ikut vaksinasi, nkali, ya? Heheheh…padahal aku udah berusaha menjaga kesehatan cinta loh, dari mulai rasional-persepsional, gaya hidup, sampai-sampai makan suplemen untuk menjaga stamina cinta loh).
Yang jelas, capek n males lah untuk kembali bersentimentil ria atas nama cinta. So, take it easy saja. Pasti, Alloh tahu yang terbaik buatku.
Aku ingat bahwasanya derajat kita akan tinggi manakala kita bisa “mencintai karena Alloh” dan “membenci karena Alloh”. Wow…agung sekali, kan? Memang, itu bukan pada tataran seorang Maya, sieee. Tapi, bukan pula berarti aku harus menuruti hawa nafsu untuk memperlakukan seseorang sekehendak hatiku, kan?
Kalo memang lebih baik aku menjauh, sejau h aku mampu, kenapa tidak? Meski aku gak akan memaksakan diri pula karena posisinya lebih menempatkan aku sebagai pihak yang bersalah. Gak tau neh…ama itu orang kok aku ngerasa lebih banyak ngerasa salah. (kurang ajar, kan? But, it’s ok…itu biasa2x aja). So, dengan perayaan ulang tahunku kemaren (yang aku jadikan perayaannya dengan ganti gaya rambut pada sehari sesudahnya), semestinya aku lebih dewasa n arif menghadapi hal-hal begituan. Wis tuwa, je, hehheeheh….Alloh pasti udah menentikan jodoh buatku, kok!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home