Sajak-sajakku
ZIARAH
saat senja turun menaungimu
diamlah sejenak, anakku
tengok dulu kotak cakrawalamu
masihkah bunga krisan ada di situ
mencium pendar wanginya
masihkah dia punya aroma yang sama
jangan terburu engkau cemburu
jika tak setajam saat dulu
tak ada yang berubah, anakku
wangi krisanmu terkumpul rapat
di pusara ibu
dagen_pvr, 29/30 Nov 2K8
TUTUP SAJA KELAMBU ITU
tutup saja kelambu itu
tanpa rongga tanpa celah untukku
mengintip apalagi bersitatap
memandangmu kembali dalam keremangan
matahari telah meninggi
remang-remang buatan kita telanjur ketinggalan kereta
meski masih ada cahaya
untuk sebuah nyata yang berjarak entah
tutup saja kelambu itu
tempat kita bersarang mengendap-endap
tempat kita menindas segala gamang
melagukan sebuah remang yang telah kita buat sejak semula
aku terus saja malu-malu tapi mau
dan kamu selalu mau-mau tapi malu
tutup saja kelambu itu
tanpa rongga tanpa celah untukmu
mengintip apalagi bersitatap
memandangku kembali dalam keremangan
tutup saja kelambumu
untuk menutup segalamu
dagen_pvr, 20/ 2 /2K8
AYAHKU BANGUN
Ayah sayang, belum bangun ya
Ayo dong, Yah
Jangan keduluan ama ayam
Terusik tidur ayah
dari lautan tak terlihat tepi
Terdampar di sini
tersadar kita telah rapat ke pinggir
Ayah, mendarat yuk
kita temani makhluk kecilmu
agar sehebat ayah yang dulu
Kita ajak ayam menyambut mentari
Indah sekali
Klukuk kluruk, klukuk kluruk
Senyum ayah, ayah kecilku, aku dan ayam
bersinar bersama pagi
05.00/2/03/2K8
AKHIRNYA HARUS
akhirnya harus kuakui
cinta sejati itu berhias sebentuk angan
jangkauannya panjang sepanjang angan-angan
pernah kucari-cari
dalam perjalanan naik turun keluar masuk
melawan tebing yang meringis-ringis
pada peta yang kabur tak terbaca
sempat aku tersesat salah jalan
berulang-ulang, berputar-putar hingga putus harapan
putus persaudaraan
toh harus kuakui
cinta tak mau ditali untuk dimiliki
dengan mencintai
aku memiliki
Feb/ Mar 2K8
GAGAP
Kucoba berdansa denganmu di pojok ruang itu, lagi. Dalam keremangan bersama hentakan degub yang berkejaran, kita mengeja dan sengaja melupakan bahwa biola ini telah berkarat sejak kau tinggalkan ia pada gudang yang paling dalam. Sayang, aku tergagap untuk meliukkan diri pada harmoni yang kauhidangkan dari bongkahanmu yang mulai rekah satu per atu. Aku mati kaku pada keruntuhanmu.
dagen_pvr, 2/3/2K8
0 Comments:
Post a Comment
<< Home