mayadefitri

Thursday, September 14, 2006

LOVE IS PICEK, sebuah cerita

LOVE IS PICEK
¡§Cole, biasanya orang-orang tuh pengennya punya suami yang sepantaran. Paling tidak, beda tipislah. Tapi, seleraku mah antara 35 ampe 42 tahun meski usiaku baru 25,¡¨ tutur Cempluk pada Nicole.
Nicole ini teman baru Cempluk yang dikenalnya lewat chatting, ngobrol-ngobrol lewat internet. Ternyata mereka satu warnet. So, kopi darat. Nicole cerita tentang nasibnya yang kehabisan bekal. Padahal dia datang dari tanah Sunda, nun jauh di Tasikmalaya sana. So, dengan rasa penuh iba, Cempluk membantu sebisanya mulai dari mempersilakan Nicole menginap di keluarganya sampe membelikan tiket dan bekal untuk Nicole pulang ke tanah tumpah darahnya.
Beberapa hari kemudian, Nicole nongol lagi rumah Cempluk. Katanya, mau kursus bahasa Inggris dan ngekos di tempat keluarga Cempluk. Singkat cerita, mereka pun jadi sahabat dekat.
¡§Lah, kakakku di Jepang yang mau pulang ke Indonesia itu kan umurnya 35 tahun,¡¨ kata Nicole.
¡§Yang bener! Mau, dong! Semoga dia juga mau ama aku, ya!¡¨ Cempluk make semangat 45.
Bla-bla-bla, akhirnya Cempluk dan Jon Koplo pun kirim-kiriman surat lewat teknologi canggih internet. Saking intensifnya, tiap hari Cempluk musti ke warnet, membuat surat-surat yang panjang agar mereka bisa cepat saling mengenal, penjajakan dan melihat segala kemungkinan atas hubungan mereka.
Saking percaya dan sabarnya, dengan niat baik yang sangat tulus, Cempluk minta doa restu sama bapaknya,¡¨ Jika benar Jon Koplo adalah jodoh Cempluk, Cempluk mo serius dan siap nikah dengannya. Tapi kalopun hubungan ini gagal, Cempluk janji gak akan stres, Pak,¡¨ begitu kata Cempluk.
Bla-bla-bla, sesekali secara kebetulan Cempluk chatting ama Jon Koplo. Jon Koplo yang sedang bekerja sambil kuliah S2, sedang mempersiapkan ujian tesisnya.
¡§Jangan lupa dasinya dipake, ati-ati, trus sisirannya yang rapi, jambulnya dimajuin dikit biar tambah keren, hehehe.....entar Cempluk doain deh, khusus buat Jon Koploku yang paling Cempluk sayang ,¡¨ ujar Cempluk di chattingan.
Then, Cempluk sempatkan waktu berdiam di sebuah tempat ibadah di dekat warnet itu sambil mendoakan Jon Koplo tersayangnya.
Love is picek, begitulah istilah yang biasa didengar Cempluk dari teman-temannya. Mereka sengaja memakai istilah paling kasar dari kata buta itu sebagai bentuk penekanan bahwa seringkali cinta tak dapat dimengerti pakai logika. Cinta membikin orang terlihat sangat bodoh.
Meski Cempluk kehilangan duit pitung atus seket ewu gelo alias Rp.750.000,- di kamar yang selama ini dipakai bareng Nicole, toh Cempluk tak bisa membuat prasangka ke Nicole. Meski lebih dari empat bulan Nicole tinggal dan makan disitu belum bayar, Cempluk masih gak bisa mendesaknya. Meski Jon Koplo tak pernah nelpon, Cempluk tetep gak bisa marah.
Sepandai-pandai bajing melompat, sekali waktu pasti nggledhak juga. Suatu sore, iseng-iseng Cempluk ngobrol sama pemilik warnet yang biasa dipakai Nicole.
Bla-bla-bla, katanya, Nicole suka buka-buka email kakaknya, kadang malah ngeprint surat kakaknya untuk diberikan ke temennya.
¡§Dia sekarang entah kemana padahal dia telah lebih dari seminggu disini make internet terus. Setelah tagihannya mencapai delapan ratus ribu, dia melarikan diri. Bahkan Nicole pernah membobol ATM salah seorang penjaga warnet sini, saking pinternya dia ngambil hati,¡¨ terang pemilik warnet itu.
Ha!!? Berarti, Jon Koplo itu hanya tokoh rekaan Nicole? Ya amppiuuun! Uediaan. Masak sieh ada manusia yang seperti itu? Cempluk menyembunyikan keterperangahannya.
Karena Nicole sudah tak kelihatan batang hidungnya, Cempluk investigasi mencari para korban Nicole lainnya hingga ia berhasil menemukan alamat asli Nicole.
Saking gethem-gethemnya, Cempluk memburu Nicole sampe ke tanah Sunda, tepatnya Majalengka, bukan Tasikmalaya. Ternyata, Nicole sudah empat tahun di Jogja. Keluarga tak mau ngurus lagi saking bengalnya anak itu. Jangankan ganti rugi, permintaan maaf pun tidak didapatkan Cempluk. Cempluk yang hampir kehabisan bekal pun terpaksa cari utangan temennya laen di tanah Sunda.
"Mungkin benar, love is picek," Cempluk bergumam sendirian****

0 Comments:

Post a Comment

<< Home