mayadefitri

Sunday, September 10, 2006

BELAJAR MENULIS DENGAN STUDI KASUS

Judul: Aku Bisa Menulis Cerpen
Penulis: Joni Ariadinata
Penerbit: Gema Insani Press
Cetakan: I, April 2006
Tebal: 206 halaman
Harga: rp. 26.900,-
Prestasi finansial yang dicapai seorang JK Rowling, penulis buku best seller Harry Potter, memang spektakuler. Buku yang telah dibuat versi layar lebar itu, mampu menempatkan dirinya dari seorang miskin menjadi seseorang yang berada di jajaran orang paling kaya di negerinya. Namun, dalam konteks itu, ia berada di negeri Inggris. Sementara di Indonesia, citra bahwa penulis itu seseorang yang miskin, sedikit demi sedikit mulai mendapat bantahan lewat kenyataan bahwa beberapa penulis bisa mendapatkan penghasilan besar dari menulis. Dari sinilah, terbukti bahwa menulis bisa mengantarkan seseorang menjadi kaya, sukses secara finansial.
Sah-sah saja jika seseorang tertarik untuk melirik dunia kepenulisan dengan alsan finansial. Media massa yang sedemikian banyaknya, biasanya menyediakan ruang khusus untuk karya sastra, khususnya cerpen. Para penulis pun berlomba menembusnya. Dengan demikian, banyak pula buku kiat-kiat menulis yang coba mengakomodir keinginan para calon-calon penulis. Salah satunya, buku “aku Bisa Menulis Cerpen” karya Joni Ariadinata ini.
Pada bagian awal, Joni memberikan gambaran secara garis besar mengenai wawasan apa saja yang musti diingat dan dimiliki seorang penulis. Sejak awal, Joni mengingatkan bahwa seorang penulis dituntut memiliki cara pandang yang kaya, pintar menggunakan bahasa, sanggup menjulangkan imajinasi, pandai berkomunikasi dan tahu apa yang dibutuhkan oleh pembacanya. Untuk memperkaya semua itu, saran untuk banyak membaca dan menulis selalu ditekankan karena dua hal itulah yang menjadi modal pokok penulis handal.
Joni juga menyinggung perihal latar, tokoh dan visi yang dikai penulis dalam karya-karyanya. Tanpa visi yang jelas, tulisan hanya akan menjadi hiburan sementara yang “garing” dan hanya mengungkap adegan-adegan artifisial tanpa tawaran nilai lebih bagi pembacanya.
Dalam buku ini, Joni banyak memberi bahasan tentang tema dan gaya tulisan. Meski ribuan karya sastra telah ditulis orang di seluruh dunia, namun nyaris tak ada satu pun penggarapan yang baru sari segi tema. Kemanusiaan, cinta, keadilan, kebenaran dan seribu satu macam kisah anak manusia yang berhubungan dengan itu, adalah inti tema yang selalu digarap. Artinya, secara tematik, materi karya sastra pada dasarnya telah habis (hal.31) Disinilah kemudian kreativiotas berbicara. Muncul banyak gaya penulisan sesuai keinginan penulisnya sehingga gaya tulisan coba diberikan porsi yang agak lebih banyak daripada bahasan lain.
Buku ini tidak memaparkan banyak teori tentang menulis dan tips-tips praktis “how to” dalam kepenulisan. Namun, sebagai panduan bagi penulis pemula, khususnya remaja, buku ini memberikan nilai lebih pada metode studi kasus yang digunakan. Pembaca diajak mencermati contoh-contoh cerpen yang ada pada tiap babnya untuki kemudian ditimbang kelebihan dan kekurangannya. Dengan metode studi kasus, gambaran mengenai penerapan teori-teori pun lebih mengena daripada sekadar belajar text book mengenai cara membuat cerpen. Metode “timbang cerpen” seperti ini merupakan bagian dari kreativitas yang sangat penting bagi calon penulis. Paparan yang ada pada “timbang cerpen” ini akan memberi alternative-alternatif pilihan dan wawasan dalam mengembangkan kemampuan menulis serta memberi efek kehati-hatian untuk tidak melakukan kesalahan dan kelemahan yang sama seperti contoh yang ada.
Namun demiakian, pembaca buku ini yang terbiasa membaca majalah Annida boleh jadi akan kecewa karena tulisanyang ada sebagian besar merupakan tulisan-tulisan Joni di rubric Galeri yang mengulas cerpen-cerpen pilihan Annida. Sayangnya, buku ini sendiri tidak menyebutkan hal itu. Ditambah lagi, jenis huruf yang tidak mempunyai perbedaan mencolok antara cerpen-cerpen dengan ulasannya, boleh jadi mengganggu dan melelahkan pemetaannya di otak, seakan-akan antara contoh cerpen dan ulasannya saling berebut untuk menjadi mind catching. Terlepas dari itu semua, metode stusi kasus dengan cara “timbang cerpen” ini menjadi kelebihan dibanding buku-buku panduan menulis yang lain. ****

catatan: buku Maya peroleh sbg hadiah dr milist sekolah-kehidupan

0 Comments:

Post a Comment

<< Home