JEBUL KLERU, sebuah cerita
Jon Koplo itu pancen anak yang ndemenakake. Tak heran jika ia sangat dikasihi oleh seisi keluarga. Bapak, Simbok, Kakang dan adik-adiknya pada gemati semua karena Jon Koplo sendiri juga gemati sama mereka. Dalam kehidupannya yang pas-pasan, Jon Koplo yang telah merantau, menikah dan punya dua anak di Bogor, tetap gemati dan suka say hallo ke rumah keluarganya di Jogja. Mereka juga kerapkali berkunjung ke tempat Lik Cempluk yang notabene adiknya Simbok, meski jarak Bogor-Jakarta musti ditempuh lebih dari empat jam.
Suatu hari, Lik Cempluk tiba-tiba nelpon ke Jogja, saat jam menunjukkan pukul 6.30 waktu Indonesia Jogja.
¡§Eh, sebelumnya, kalian sabar dulu, ya! Lik Cempluk mau ngasih tau kalau si Nicole, istri Jon Koplo meninggal.¡¨
Deg!! Adik Jon Koplo yang menerima telpon itu pun bergetar. ¡§Ya, Tuhan, gek dia kena apa. Perasaan kemaren tidak ada kabar apa-apa, kenapa mendadak begini,¡¨ pertanyaan itu hanya dipendam dalam hati sampe Lik Cempluk menambahkan bahwa dia kurang tahu sakit apa. Tapi, Lik Cempluk segera minta maaf karena dia sendiri mau siap-siap berangkat ke Bogor.
Sontak, keluarga di Jogja pun gedabikan semua. Kalau langsung ke sana pakai bus, toh juga ora nyandhak pemakamannya. Yang pasti juga, tak ada duitnya. Kalau ke sana, paling tidak harus dua orang karena bapak yang sudah tua tak mungkin ke sana sendirian.
Dengan cekatan, bermacam-macam biro travel yang ada di iklan ditelpon agar bisa booking tempat tiket. Perihal duit, dicari dalam siang itu juga. Tapi, tak satu pun biro travel yang mengangkat telponnya .
¡§Yee...terang aja, jam segini lum ada yang buka, ya?¡¨ Tom Gembus, adik Jon Koplo yang dituakan, tersadar.
Maka, Tom Gembus tetap berangkat kerja. Tentu dengan catatan sambil nyari duit utangan sekaligus nyari tiket travel. Kalau bisa, sorenya langsung budhalan sama Bapak.
Hari berganti siang, yang di rumah pun mempersiapkan keberangkatan mereka. Lewat tengah siang, tiba-tiba telpon berdering.
¡§Heh, maaf, ya! Bener-bener saya minta maaf. Saya tadi salah informasi,¡¨ ternyata Lik Cempluk yang berbicara di seberang sana.
Saya tadi tuh saking gugupnya sampe dengernya tuh yang ninggal si Nicole. Jebule, ibunya Nicole. Saya tahunya juga setelah nyampe sini. Maaf, ya,¡¨ tambah Lik Cempluk.
Ya amppiuuun! Jebul kleru, to?
Tapi, agenda selanjutnya tentu ngasih tau si Tom Gembus. Karena dia tak punya hand phone sementara dia kerjanya di lapangan, tak tentu tempatnya. Maka kabar itu dititipkan lewat kantor bosnya. Kalaupun terpaksanya dia sudah dapat tiket, toh berangkat ke Bogor juga tak apa.
Begitu Tom Gembus pulang kerja, tujokno dia belum beli tiket.
¡§Kalau benar yang ninggal Nicole, kan kita musti ke sana secepatnya, tapi kalau ibunya Nicole, ya tak usah memaksakan diri. Kita kan musti pake prioritas. Kapan-kapan saja kita nengok keluarga besan,¡¨ begitu Tom Gembus menutup rapat kecil keluarganya.
Karena waktu dan suasana memang gak kondusif untuk bercanda, adik-adiknya hanya mbatin saja,¡¨ Ah, tenane, Tom. Boleh jadi kamu tadi juga gak dapat duit utangan, hehehe.¡¨ Cukup di batin.***
0 Comments:
Post a Comment
<< Home