EMOSI
Beberapa waktu terakhir, aku merasa, kok aku jadi emosian banget. Jadi galak banget!!! Kok segini amat…aku sendiri sering menyadari betapa cepat marahnya aku sekarang.
Yup, mungkin karena ada beberapa masalah (mungkin juga gak tepat jika dikatakan sbg masalah) yang mengitari aku. Tiap hari hanya itu-itu melulu, plus masalah baru yang tak jauh-jauh juga dari situ. Upyeeeek mulu.
Satu. Aku semakin jenuh dg keseharian rumah, dimana kerjaan domestik itu kian bertambah, ditambah lagi harus lebih sabar melayani ortu, kakak-kakak n ponakan. Apalagi ortuku makin tua, semakin kulihat gurat-gurat tua itu mengentara. Kadang aku sadar, ketika melihat anak-anak yang mulai meremaja, liat umur-umur yan gkian bertambah, sekan-akan aku tetap, stagnan. Semua saling mengeluh….lalu posisiku ada dimana?
Aku tahu aku cukup pendiam n memendam masalahku yang kupikir ada pada tataran cukup dalam. Luka-luka mendalam itu tak bisa kuceritakan pada orang, tak bisa kucurhatkan pada orang. Tapi makin kesini, ditabah lagi dg masalah2x itu….akhirnya aku bisa pemarah, bisa membentak. Emosian bgt. Tanggul-tanggul itu telah meroboh terkikis keseharian yang bertambah-tambah.
Dua, aku sempat kecewa pada Iwa, kenapa seperti itu tanggapannya. Hanya utk janjian saja, dicuekin, padahal aku berniat kesana. Hehehe, berjuang untuk kesana, lebih tepatnya. Gak tau lah, duit selalu melayang. Hehehe…mungkin aku lg membabi buta untuk menyenangkan diri sendiri dan org2x d sekelilingku, karena aku merasa begitu jarang utk bisa menyenangkan mrk. Utk bisa realistis, daripada aku merepotkan Iwa, kubatalkan saja. Udah gitu, duit malah pake hilang segala. Mungkin ini peringatan bhw duit itu tidak boleh digunakan untuk “hal-hal yang tidak benar”, mungkin juga karena aku kurang peduli ama kewajiban2xku lainnya. Entahlah…yang jelas semua itu peringatan. Lalu, aku bertemu Mas Iyan. Entahlah…aku bingung dg semua ini. Seperti dilema. Akhirnya juga, kupilih jalan untuk “melupakan” dia, meski aku tau dia tidak mungkin terlupakan.
Yup……ic, aku telah kehilangan banyak rasa percaya diri. Dalam banyak hal.
Tiga, aku mau mulai jualan di pasar aja, untuk sekaligus membuang rasa eneg atas semua hal yg berlarut2x itu. Tapi ya ampuuun, belum2x hambatan n konflik2x bisa menyeruak begini. Aku begini emosian. Aku gengsi utk mengalah….karena kupikir aku udah sering diem n mengalah. Mungkin juga aku memendam rasa tidak suka dengan sikap meremehkannya itu. Orang tuh kalo gak diliatin bahwa duit tuh ada di jidat…kok orang meremehkan dg menyebut KERE.
Maya….kamana sikap sabarmu? kemana sikapmu yang biasanya bisa mengalah? Apa yang kamu lakukan sekarang? Hahaha…itu pastinya ada hubungannya dg kamu yang jarang salat. Ingat itu!
Oiya….aku inget saat hari Minggu kmaren. Setelah dr nganter lauk ke kraton, aku langsung resepsi ke t4 Nuril. Harusnya sie ke t4 syukuran pernikahannya Mas Ichwan juga, tapi aku gak ksana. Habis dari resepsi…aku pengen refreshing. Di jalan sambil mikir2x…akhirnya sampe ke makam seniman Imogiri. Pengennya ke pantai, tapi kok kayaknya kejauhan, jadi menggok ke imogiri. Dieeeem, sendiri…ngeliat anak2x remaja pada bercengkerama.
Ketika aku mau coba jalan sendiri ke atas….santai aja jalannn, meski ada satu-dua yang menggoda. pastinya mereka berpikir…kenapaaa dengan tante ini, hehehe. Udah sendiri kayak orang hilang…ke gunung n tanjakan gitu kok pake sandal ber-hak tinggi, hahahahahha, plus pake batik lagi. EGP aja.
Selebihnya? apa yg perlu dicatat pada akhir taun ini? Mungkin itu salah satu-duanya. Yang pasti…sekarang, aku musti bersikap lebih rasional menghadapi ini semua. Tahun 2009 bnetar lagi dah dateng euuuyyy
0 Comments:
Post a Comment
<< Home